AbangGame - Remedy Entertainment dikenal sebagai pengembang dengan reputasi solid berkat presentasi visual yang unik, humor dan tone yang khas, serta ide-ide dunia yang aneh dan penuh imajinasi. Namun, gameplay yang adiktif dan mengalir bukanlah kekuatan utama mereka. Inilah mengapa FBC: Firebreak, game live-service kooperatif berlatar dunia Remedy Connected Universe (RCU), menjadi proyek yang sangat menarik sekaligus berisiko besar.
FBC: Firebreak: Eksperimen Ambisius dengan Ciri Khas Remedy
Meski mengusung genre yang sangat berbeda—multiplayer shooter kooperatif—FBC: Firebreak tetap terasa seperti game Remedy. Dari misi yang aneh, musuh yang mengganggu, hingga suasana yang ganjil tapi menawan, semua ciri khas Remedy tetap hadir.
Pemain bukan berperan sebagai pahlawan super atau tentara elit, tapi pekerja rendahan yang menjalani rutinitas harian di markas aneh bernama The Oldest House. Alih-alih perlengkapan canggih, pemain memilih satu dari tiga Crisis Kits:
Fix Kit: kunci pas raksasa untuk mempercepat perbaikan
Splash Kit: alat dorong air di punggung
Jump Kit: defibrilator industri yang bisa mengisi ulang baterai atau mengaktifkan jebakan
Sistem Kit ini mendorong kerja sama tim yang cerdas. Misalnya, Splash Kit bisa membasahi musuh, memungkinkan Jump Kit memberikan efek kejut lebih kuat. Setiap Kit punya kemampuan unik dan bisa membuka ultimate atau alat taktis seiring progres pemain.
Namun, meski bisa dimainkan solo, mode tunggal sangat tidak disarankan. Tingkat kesulitan yang tinggi dan absennya dinamika tim membuat pengalaman menjadi sangat frustrasi. Ketika dimainkan dalam tim, FBC: Firebreak bisa terasa seperti kolaborasi nyata antar-rekan kerja yang saling memahami peran masing-masing.
Apakah Bekerja di Dunia Supernatural Itu Menyenangkan? Tidak Selalu.
Sayangnya, meskipun penuh potensi, FBC: Firebreak tidak selalu berhasil menjaga daya tarik gameplay-nya. Salah satu mode terburuk adalah Paper Chase, di mana pemain harus menghancurkan ribuan post-it hidup seperti SCP—yang harus dibasahi terlebih dahulu sebelum bisa dihancurkan. Bahkan penggunaan alat seperti humidifier untuk mempercepat proses tetap tidak menyelamatkan mode ini dari rasa bosan yang luar biasa. Satu-satunya penyegaran adalah bos bernama Sticky Ricky, tetapi tidak cukup untuk menebus pengalaman yang membosankan sebelumnya.
Mode lainnya memang tidak seburuk Paper Chase, tapi tetap terasa repetitif. Variasi musuh juga kurang memuaskan, dengan musuh kuat hanya versi lebih tangguh dari musuh biasa. Ini semua memperkuat satu isu besar: model live-service yang terasa setengah matang.
Live-Service, Tapi Belum Siap?
Saat ini, FBC: Firebreak terasa belum lengkap. Jumlah senjata terbatas dan kurang menarik, tanpa sistem crafting atau kustomisasi berarti. Personalisation terasa kaku dan minim pilihan. Padahal sistem battle pass cukup menjanjikan dalam hal membuka kemampuan baru. Namun, progresi yang terhambat model live-service membuatnya terasa prematur.
Remedy menjanjikan dua mode permainan baru di tahun 2025, yang diharapkan bisa mengurangi kebosanan dari konten awal. Tetapi dengan harga $40 plus battle pass berbayar, game ini terasa seperti bertaruh pada masa depan, bukan menyajikan pengalaman terbaik saat ini.
Kesimpulan: Potensi Besar, Tapi Belum Matang
FBC: Firebreak adalah proyek Remedy yang penuh eksperimen dan ambisi, menawarkan dunia unik dan mekanik kerja sama yang brilian. Tapi untuk saat ini, ia masih terasa seperti fondasi dari sesuatu yang luar biasa—bukan produk akhir yang benar-benar siap. Bagi penggemar Remedy dan game kooperatif, ini mungkin worth checking out, tapi untuk pemain umum, FBC: Firebreak lebih cocok menjadi game yang ditunggu sambil melihat apakah janji-janji live-service-nya akan terpenuhi.