NRG Bikin Sejarah Usai Taklukkan Fnatic 3-2 di Grand Final VALORANT Champions 2025

Admin 06 Oktober 2025 12:00

AbangGame - PARIS – Di panggung tertinggi esports VALORANT, NRG menorehkan sejarah baru dengan merebut gelar VALORANT Champions 2025 lewat kemenangan dramatis 3–2 atas Fnatic. Kemenangan ini bukan sekadar puncak turnamen, melainkan penegasan bahwa tim dari Amerika bisa bersaing dan menang di panggung dunia.


Malam itu, kursi penonton berguncang, sorak-sorai meledak, dan setiap map terasa seperti babak final hidup-mati. Bagi NRG, ini bukan hanya soal trofi — ini soal membuktikan bahwa keberanian, strategi matang, dan disiplin tim bisa melampaui nama besar lawan. Dan bagi Ethan “Ethan” Arnold, ini adalah mahkota kejuaraan keduanya—sebuah pencapaian yang belum pernah diraih pemain manapun sebelumnya di ajang Champions.


Map Pembuka: Corrode — Kejutan Besar bagi Fnatic


NRG memulai pertarungan dengan ganas. Map Corrode menjadi saksi dominasi awal mereka: hanya tiga ronde lolos ke tangan Fnatic dari total 16 ronde.

Di sisi NRG, brawk bersinar dengan senjata Odin—ia memainkan perannya sebagai pengganggu utama, menghancurkan pertahanan Fnatic di banyak momen kritis. Sementara itu, skuba tak kalah impresif: dia bermain tenang di sudut-sudut sulit dan post-plant rumit, sambil menjaga tekanan agar Fnatic tidak bisa bernapas lega.


Ketangguhan mereka di sisi bertahan juga jadi kunci. Mereka tahu kapan harus merebut kembali (retake) dan kapan harus bertahan sabar agar lawan kehilangan momentum. Hasil akhirnya: 13–3 yang telak bagi NRG.


Lotus & Abyss: Fnatic Bangkit, Drama Panas Dimulai


Di Lotus, yang sering dianggap map kekuatan Fnatic, NRG menjawab dengan solid. Meski mendapat tekanan awal, mereka tetap memegang kendali dan memenangi map itu dengan skor 13–6. Fnatic tak mampu mengeksekusi strategi agresifnya dengan efektif, dan NRG berhasil memblokir banyak upaya pembedahan situs.


Namun Abyss menjadi titik balik seri. Di map ini, Fnatic menunjukkan mental baja. Setelah tertinggal jauh, mereka menyerang balik secara bertahap, memaksa overtime, dan akhirnya memenangkan map 15–13. Perubahan strategi dan semangat tim menjadi penentu bahwa mereka tak akan mundur begitu saja.


Ascent & Sunset: Duel Mental & Keputusan Penentu


Fnatic melanjutkan momentum dari Abyss ke Ascent, memenangkan map itu 13–8 dengan koordinasi dan pertarungan tim yang solid. Pemain seperti Alfajer tampil gemilang, memimpin pertempuran dan mencatat statistik tinggi.


Namun puncaknya ada di Sunset—map yang menjadi penentu. Dalam duel terakhir ini, NRG tak memberi celah. Walau Fnatic mencoba komposisi baru, mereka gagal menahan kecepatan dan kedisplinan tim Amerika. Ethan memainkan perannya sebagai in-game leader (IGL) sekaligus pemecah tekanan: dia mencetak frag kunci di momen-momen genting dan mempertahankan keunggulan timnya.


Dengan 13–5 di Sunset, NRG menutup seri dan mengangkat trofi Champions 2025. Ethan merayakan momen itu dengan bangga: tak hanya sebagai kapten, tetapi sebagai figur yang membawa timnya meraih puncak dunia.

Seputar Game